Judul : Inteligensi Embun Pagi
Penulis : Dee Lestari
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan : Pertama, Februari 2016
Tebal : xiv + 710 halaman
ISBN : 978-602-291-131-9
Harga : Rp. 98.000,00
Novel Supernova series merupakan
perjalanan panjang para tokoh untuk menemukan jati diri, bisa jadi untuk
pembaca bahkan penulisnya sendiri. Tidak heran kehadirannya selalu dinantikan.
Intelegensi Embun Pagi merupakan buku pamungkas dari semua serinya selama 15
tahun. WOW! 15 tahun menunggu, ini bisa dibayangkan. Berawal dari : KPBJ
(2001), Akar (2002), Petir (2004), Partikel (2012), Gelombang (2014) dan IEP
(2016)
Dengan tebal mencapai 700 halaman
sebagai novel Indonesia yang pernah saya baca, tentu saja ekspektasi saya
sangat tinggi, apalagi Dee salah satu penulis favorit saya. Baiklah, mari kita
kupas satu per satu. Dalam seri IEP memang tidak terlalu panjang membahas latar
belakang tokohnya karena di seri lain sudah ada penjabaran secara detail,
seperti yang pernah saya review sebelumnya.
IEP merupakan kunci jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan yang selama ini
menggantung. IEP merupakan ajang reuni bagi semua tokoh, pertemuan Peretas,
Infiltran, dan Sarvara.
1. KPBJ (Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh)
1. KPBJ (Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh)
Berawal dari tokoh seorang Gio
yang kemunculannya selalu dianggap tempelan, namun ternyata di sinilah
kuncinya. Dari awal saya adalah penggemar Gio dan tidak sia-sia mencintai
seorang Gio, karena dia memiliki tugas penting, yeayy ...
KPBJ lebih banyak bercerita
tentang percintaan, dilema, kesetiaan, balutan romantismenya lebih kental
menurut saya. Kisah Ferre, Diva, Rana dan Arwin. Petualangan intelektual Dimas
dan Reuben, gemes-gemesnya mereka saat beradu argumen, suka banget! Meskipun
saya banyak cengo dengan bertebarnya
istilah sains.
2. AKAR
Bodhi merupakan karakter terkuat
dari seluruh seri, menurut saya. Petualangan sebagai traveller demi menemukan jati diri, sangat membawa emosi pembaca.
Ada bagian yang saya sampai meneteskan air mata, saat Kell mati dalam ledakan
ranjau. (baca di review saya
sebelumnya J)
3. PETIR
Merupakan seri paling ringan,
dengan bahasa gaul elo gue. Sumpah ... menikmati banget alurnya, tidak terlalu
banyak pemikiran yang berat. Suka dengan kekonyolan Mpret and the geng :D
4. PARTIKEL
Zarah ... bagian ini bikin saya
errr ...
Saya mengagumi tokoh Zarah,
kepercayaan, kesetiaan, perjuangan, sepak terjang yang menunjukkan bahwa Zarah
adalah perempuan yang tidak mudah digoyahkan. Sayangnya, yang namanya perempuan
tetap kalah oleh cinta hohoho ... dia dihianati oleh pacar bahkan sahabat
sendiri. No! Saya bisa merasakan kerapuhanmu, Zarah :(
5. Gelombang
Ichon. Saya mencintai dan
menikmati tokoh Alfa dengan segala konfliknya. Saat di Sianjur Mula-mula pindah
ke Jakarta akhirnya Amerika. Hidupmu sulit tapi berasa paling mudah mendapatkan
kesempatan ya? Sayangnya, sebagai peretas mimpi, Alfa selalu dibayangi oleh rasa
takut. Jika kamu bisa menggenggam dunia, mengapa untuk mendapatkan sedikit
ketenangan saat tidur saja susah? Sini, Nak, bobok sama Mama :D
6. Intelegensi Embun Pagi (IEP)
Akhirnya seri pamungkas. Tempat
berkumpul dan bertemunya semua tokoh. Penasaran bagaimana cara mereka bertemu
dan reaksi yang terjadi? Untuk alur, karena tokohnya banyak tentu saja harus
berpindah-pindah. Bagi saya yang sudah membaca ke semua serinya tidak sulit
untuk menangkap isi cerita. Bahkan untuk bagian Mpret dan Elektra tetap dibuat
ringan dialog dan narasinya jadi tidak kehilangan karakter yang dulu. Meskipun kadang
mesti mengingat, eh ... ini siapa ya? Saat dibahas soal Pak Kas, Kell atau Guru
Liong.
Hanya saja bagian yang paling
membuat saya kesal adalah ketika PETIR begitu mudah dilumpuhkan Sarvara. Hello
... ke mana aja itu para Infiltran? Apa saja sih tugas mereka? Mereka punya
kekuatan nggak? Kalau Sarvara berani nekat, kenapa mereka cuma menunggu
keajaiban? Seharusnya sebagai body guard,
malaikat penolong atau apa pun istilahnya mereka harus ada dan siap
membantu, bukan sekadar memerhatikan dari kejauhan. Kalau seperti itu tugas
mereka tidak total! Sumpah! Bagian ini nggak habis pikir, jadi untuk apa mereka
ada? Masa yang memiliki misi untuk tetap menjaga stabilitas perdamaian dunia di
saat genting masih bisa ngopi dan ngerokok? Sebel gue!
Baiklah, bagian itu memang
membuat saya emosi! Lupakan!
Munculnya orang-orang lama di
luar dugaan yang awalnya seolah tempelan kini mulai berperan aktif. Seperti
Simon sebagai Sarvara, hanya saja saya kehilangan dokter Kalden di sini. Kenapa
si Kalden sebagai ketua dari semua Infiltran kok nggak muncul di saat genting. Infiltran
ini sok prinsipil untuk tidak turut campur, atau memang pengecut? Bahas ini
lagi? Emosi lagi gue! Bye!
Mpret yang tiba-tiba muncul
sebagai umbra dan tadaa ... akhirnya menjadi
pahlawan. Sayangnya, di sini banyak tokoh lama yang muncul, sedangkan tokoh
utama tersingkirkan. Seperti Alfa dan bahkan karakter Bodhi di sini tidak
begitu jelas. Hemm ... etapi, romantisme Zarah dan Gio, aku suka banget!
Oke, beberapa poin di IEP yang
sayangnya tidak memberi jawaban :
1. Hilangnya
Diva yang misterius. Diva adalah Bintang Jatuh, peretas yang Kacingcalang. Motif
penghianatannya tidak begitu jelas.
2. Firas,
ayah Zarah yang juga sebagai peretas puncak, kok, gampang banget matinya.
Seharusnya infiltran tahu ini, dan mereka masih diam? Damn!
3. Portal
Bukit Jambul hancur, infiltran tidak datang. Mereka bahkan bisa hidup dan mati ratusan kali
lantas mengapa tidak punya nyali?
Kenapa, Mak?
4. Banyak
tokoh utama menghilang seperti Ferre, Rana, bahkan fungsi Bodhi kelelep sama
Mpret? Why?
5. Konflik
puncak kematian salah satu tokoh penting, udah gitu aja? Kok, saya gagal
meneteskan air mata?
6. Bagian
surprise-nya peretas puncak
dilahirkan kembali. Permata. What? Ini
harus menunggu 15 tahun lagi. Mak, curiga bakal ada sekuel? Kalau nggak fungsi
lahirnya Permata buat apa?
Baiklah, cukup
panjang bahasan kali ini. Intinya saya membaca IEP dengan panjang 700 halaman
ini tidak puas! Eaakk ... pakai tanda seru pula :D
Maaf, Mak Suri
masih banyak pertanyaan saya belum terjawab meskipun pembaca bebas meliarkan
imajinasinya, tapi penantian 15 tahun itu untuk menunggu kepastian bukan untuk
digantung seperti ini. Lelah hati Adek, Mak. Cariin Adek bahu untuk bersandar
#halah *tjurhat :P
Tapi ... walau bagaimanapun
saya tetap merekomendasikan Supernova Series untuk kalian miliki dan baca.
Terlebih ini novel Indonesia yang patut diacungi jempol. Sejarah baru dalam
dunia tulis menulis. Aku tetap suka padamu, Mak Suri. Ditunggu karya selanjutnya.
Untuk pembaca temukan
keasyikan saat menyelami setiap tokoh, keep
reading :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar