Oleh
: Nanae Zha
Seraut
wajah mungil tersenyum di pangkuan. Tak ada tangis kelaparan meski air susu
mengering. Anak baik, dia mengerti keadaan ibunya. Ditimang penuh kasih sayang,
bahagia tergurat dalam diam.
“Nak,
kamu harus bahagia! Ibu janji tidak akan membuatmu menderita di dunia.” Janji
seorang ibu pantang diingkari.
Nina bobo ... oh, Nina bobo ... kalau
tidak bobo, digigit nyamuk.
Nyanyian
pengantar tidur yang mujarab. Dulu mamanya pun melantunkan lagu ini. Namun,
mengingat itu ia benci. Perbedaan mereka terletak dari cara mencintai. Ia
dengan segala keterbatasan menjanjikan kebahagiaan untuk anak bagaimanapun caranya.
Tapi mamanya tidak!
“Ayo
tidur!” ajaknya menuju jalanan sepi.
Pohon
besar kiri-kanan berjejer. Gelap. Dingin. Ia sadari tak ada rumah untuk dituju.
Terlihat sang bayi meronta, dekapannya kian erat.
Sebuah
lubang yang digali berminggu-minggu menganga di hadapan. Kamar terindah.
Seperti janjinya takkan membiarkan anaknya menderita di dunia.
“Tidurlah
dalam damai, Nak!” Ia terkekeh sembari menaburkan tanah merah pada pembaringan
terakhir buah hatinya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar