Judul
: Rival Brother
Penulis
: Sayfullan
Penerbit
: Koloni-M&C
Cetakan
: 2017
Tebal
: 280 Halaman
Elnino dan Tristan, dua kakak beradik
ini harus bersaing untuk menaklukkan hati Farrah, gadis pemuja zodiak. Sialnya,
Tristan harus kalah.
Satu tahun, hubungan Elnino-Farrah
mulai masuk ke fase kritis. Elnino muak kehidupannya terlalu diatur peruntungan
zodiak. Ketika itu, muncullah Afta, gadis asal Semarang yang sudah lebih dulu
diincar Tristan.
Merasa tertantang untuk kembali
mengalahkan kakaknya, Elnino bertekad menjadikan Afta sebagai pelarian dari
Farrah. Sementara itu, Tristan tidak sudi cintanya kandas lagi karena Elnino.
Api persaingan pun membara lebih hebat dari sebelumnya!
Apakah Afta akan diam saja tercebur di
tengah badai perang dua bersaudara yang paling populer di sekolah itu? Lalu,
bagaimana dengan Farrah? Apakah peruntungan zodiaknya akan lebih baik kali ini?
***
Karena cinta nggak kenal kata “Brother”
Saya paling suka dengan tagline itu di cover depan. Dengan warna putih dipadupadankan aksesoris mungil yang tersebar membuat cover ini berkesan lucu dan menarik. Sayangnya, itu bukan cover pilihan ketika MasSay (panggilan sayang) voting cover haha .… Sejujurnya, jika dihubungkan dengan judul ini terlalu “unyuk” tapi enggak jadi masalah, sih, tetap cantik di mata saya.
Nah, dari segi
judul “Rival Brother” ini sudah pasti ini membocorkan cerita yaitu tentang perseteruan
dua saudara. Namun, bagaimana kedua saudara tersebut bersaing dan bagaimana
cara mereka menyelesaikan masalah secara “laki” ini yang membuat saya
memutuskan untuk memboyong novel ini.
Membaca lembar
pertama, saya cukup kaget dengan keberanian MasSay menggunakan POV 1. Kekagetan
saya tidak cuma di situ, masuk chapter 1 lagi-lagi harus mengerutkan dahi,
awalnya sempat berpikir kalau itu POV Tristan, ternyata salah. Kemunculan Afta
mulai mendominasi porsi tokoh utama. It’s
ok, sih, cuma Tristan jadi kelelep di sana, ‘kan sayang #tim Tristan.
Jadinya, sepanjang membaca novel saya berharap bakal ada POV Tristan. #Di situ
saya merasa sedih.
Tokoh Tristan adalah
tipe cowok idaman, baek banget, justru saya tidak merasakan adanya rival karena
kadang Tristan banyak mengalah. Terus persaingan ini, rasanya cuma berkutat
memperebutkan cewek. Jadi, sedikit iewhh
… beudt nih lakik!
Ada banyak
kebetulan yang membuat novel ini jadi berasa “nganu” semesta terlalu mendukung
banget. Misal, pertemuan El, Tristan, dan Afta masih oke, tapi ketika mereka
harus tinggal satu rumah? Ditambah persahabatan geng Afta, sekompak-kompaknya
sahabat belum tentu mau pindah sekolah semua, meskipun di sana sudah disebutkan
beberapa alasan, cuma menurutku terlalu maksa. #Aku aja pindah divisi, sahabat
aku nggak pada ngikut #lha, opo iki :D
Beberapa quotes
menarik:
"Tapi, gue yakin, terkadang luka bisa lebih ampuh memberi pelajaran
daripada perhatian." (P-138)
“Rasa takut
perlu dilawan. Tapi, cara pertama melawan adalah dengan mengakui diri bahwa kamu
memang sedang takut." (P-173)
"Pernah ada yang bilang, seorang pemberani adalah orang
yang mau mengakui kesalahan. Dan sebaliknya, seorang kesatria adalah dia yang
sanggup memaafkan kesalahan ..." (P-269-270)
Akhirnya, saya
bakal rekomended banget buat kalian
anak remaja atau orang dewasa yang ingin ((kembali muda)) membaca novel ini.
Berasa banget teenlit-nya. Congrats, ya ‘Brotherkuhh’
paling baek seKampus Fiksi. Ini dikarenakan MasSay yang selalu ngomporin aku
buat nyelesein naskah haha :D Sukses selalu ditunggu karya selanjutnya, tetap
semangat dan terus bernapas demi mewujudkan ide-ide yang bersarang di otakmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar