Jawaban apa yang kamu mau? Aku bukanlah penerjemah terbaik
dari setiap isyarat. Semua katamu masih ambigu apalagi rasa. Ini tentang hati
yang sulit dimengerti, jangankan dirimu bahkan pemiliknya pun masih bertanya,
apa mau sebenarnya jiwa.
Aku memang sederhana tak perlu banyak kata untuk
meluluhkan. Dengan segala khidmat mampu kuurai segala perasaan. Namun, aku
bukan perempuan biasa yang dengan untaian kata lantas menjura, karena seribu
puisi cinta kemudian memuja laksana dewa. Bukan!
Benar terlalu banyak perempuan berkata, “ Kami tidak
ingin pacaran! Jika serius bawalah orang tua ke rumah.”
Ini merupakan tantangan bukan? Nyatanya ketika perempuan
kembali ditantang dengan pembuktian cinta. Lalu seribu alasan kan terujar. “Apa
yang kau tahu tentangku? Kita berdua masih asing, terlalu cepat memutuskan. Sama-sama
hidup dalam kemayaan, bahkan cinta ini bisa saja fatamorgana.”Akhirnya tak
pernah kau temukan jawaban.
Tak ada niat menorehkan luka jika berkata tidak. Namun, tak
berani berkata iya pada sesuatu yang belum semestinya. Maaf ... atas ketidakberdayaan
karena pertanyaanmu. Hati ini memang milik diriku, tapi tak selalu aku yang
memiliki jawaban itu. Jika persahabatan adalah kata lain dari cinta, mungkin
cukupkan sekian jawaban ini.
Terima kasih padamu yang mencintai dari kejauhan. Segala
kepastian hanya milik-Nya. Cukup kuatkan aku dalam doamu, tak ada yang tahu
ketika Sang Maha membolak-balikkan hati. Adalah aku perempuan yang sulit untuk
jatuh cinta.
Cianjur, 18 Februari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar