Judul : SUPERNOVA Episode PETIR
Penulis : Dee
Penerbit : Bentang Pustaka
Kyaaa ... membaca di awal bab
serasa diajak reunian, kembali mengenang Dhimas dan Ruben. Kangeeenn dengan
sosok mereka dalam seri Supernova sekaligus kecewa ... (#kenapa harus maho
sih?!)
Di bab pertama, bercerita
tentang kado kedua belas tahun. Di saat yang tepat email dari Gio Alvarado tentang hilangnya Diva di Rio Tambopata.
Email yang membuat Dhimas punya alasan untuk menghubungi Ruben.
Akhirnya
ia dapatkan sebuah stimulus baru yang akan memacu adrenalin dan sejenak meredam
melatonin mereka. Sebuah kado hari jadi yang terlambat datang sehari.
Bab dua, bercerita tentang
Elektra, putri Wijaya tukang servis dan reparasi, memiliki kakak perempuan
bernama Watti, dengan double ‘t’.
Beberapa tahun setelah ayahnya meninggal, Elektra kehilangan asa tentang masa
depan yang tak pernah tahu akan menjadi seperti apa. Sedangkan Watti telah
menikan dengan pria yang bisa memenuhi segala keinginannya. Lalu, bagaimana
dengan nasib Elektra? Setelah lulus kuliah dan belum juga mendapat pekerjaan,
ia benar-benar berada dalam tingkat strees yang nyaris membuat ia kehilangan
akal. Berhenti untuk mengikuti MLM mencari downline, jauhi piramida bisnis
seperti itu karena bakat itu tidak dimiliki Elektra meskipun ia keturunan
Tionghoa yang sudah didaulat menjadi pedagang semenjak masih dalam kandungan.
Semua bermula gara–gara tarian
memanggil petir dari alam bawah sadar, dan juga pengaruh dari STIGAN. Akhirnya
merubah ia menjadi makhluk so-sial saat bertemu dengan Betsye dan Kewoy, sebuah
kunci yang mempertemukan ia dengan Toni alias Mpret. Hanya dengan tujuh belas
juta, Mpret berhasil mengubah Eleanor menjadi Elektra Pop. Sebuah bisnis
warnet, rental PS, kantin, Distro semua ada, bagaimana tidak di kawasan Bandung
ini bisa meraih pusat perhatian para pemuda Bandung sebagai tempat nongkrong
yang asik.
Elektra berjaya ditambah dengan
kekuatan six sense yang terpendam
dalam dirinya, yang kemudian diasah oleh guru spiritualnya, Ibu Sati. Elektra
mampu membaca pikiran seseorang. Metamorfosis yang membawa pengaruh positif
yang ada dalam dirinya, kini Elektra bukan lagi bahan bully-annya Watti, setelah berhasil dengan bisnis Elektra Pop, dan ditambah
penyembuh terapi listrik, bahkan bisa membaca pikiran orang lain. Greaat!
Saya suka penuturan di Petir
dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna, tapi jangan panggil Dee klo tidak
beranalogi dengan sains. Tetap saja kehadiran Ibu Sati sebagai guru
spiritualnya mampu menganalogikan semua gelombang elektro dari alam. Beberapa hal kocak seperti saat Elektra
berbohong tentang surat dalam kitab Yohanes cuma sampai pasal 21 dan tidak ada
pasal 22. Atau saat Elektra kecil yang harus mengikuti persekutuan yang di
pimpin oleh Bang Nelson, tentang kuasa gelap yang menyelimutinya. Atau saat ia
ingin meniru bacaan yang gak jelas akhirnya cuma was wes wos ... ini adalah
novel terkocak dari seri Supernova yang sebelumnya.
Bab tiga, sebuah jaring
laba-laba mulai terlihat. Mpret bertemu dengan Bong saudara sepupu yang
diisolasi dari keluarga, atau tepatnya mereka berdua sengaja mengasingkan diri
dari keluarga karena jiwa pemberontak mereka. (Oia, klo ada orang yang sejenius
Mpret untuk urusan bisnis, gue mau invest
lah! Haha ...)
Bong, mendengar tentang
Elektra, ia ingin memperkenalkan Elektra pada sahabatnya. Seseorang yang masih
harus menemukan jati diri, meski puluhan kota telah ia singgahi, bahkan negara
telah ia seberangi, hijrah dari satu tempat ke tempat lain masih belum bisa
mengungkap siapa sebenarnya dia. Sang Bodhi, dialah sahabat Bong yang akan
dipertemukan dengan Elektra, mampukah Elektra memecah misteri kehidupan Bodhi?
Eiitss ...
tunggu kelanjutannya pada seri Supernova selanjutnya di Partikel.
Have
fun
deh baca yang ini. So, tunggu
apalagi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar