Pernahkah kalian berada di posisi ini?
Ketika hal yang dibanggakan, sebuah prestasi kecil yang pernah didapatkan
justru mendapat respons negative. Pemikiran orang lain seringkali menjatuhkan
mental. Sebanyak apa pun membangun kepercayaan diri, dalam sekali ucap bisa
mematahkan semangat. Mungkin kita belum bisa menjadi kebanggaan semua orang,
tapi bukan berarti bisa diremehkan.
Terkadang kita harus lebih pintar
memilih teman, memilih lingkungan, memilih mereka yang bisa memberimu semangat
dan dukungan. Terlalu banyak di kelilingi oleh orang-orang bermuka dua,
bersikap baik dan manis, nyatanya mereka terlalu pecundang untuk mengucap dan
menatap balik mata kita dengan tegas. Orang-orang seringkali memasang wajah
polos dengan topeng yang nyaris sempurna. Namun, di belakang tak sedikit yang
membicarakan segala kekurangan kamu. Ya, manusia memang tempatnya khilaf,
bukankah itu gunanya teman untuk kembali mengingatkan apa saja yang terlupa dari
diri?
Mereka yang hanya bisa meremehkan adalah
orang-orang yang kadang sulit menerima kesuksesan orang lain. Pertimbangannya
ada dua hal, pertama iri, kedua merasa level lebih tinggi. Banyak orang yang
merendahkan orang lain karena faktor kedua. Strata sosial, tingkat pendidikan,
penghasilan terkadang membuat mereka arogan untuk mengakui kelebihan orang
lain.
Lalu,
apa sih hal yang kadang kita banggakan, tapi seringkali diremehkan?
Kalau saya pribadi, tentang buku dan hobi menulis. Saya merasa
miris dengan pola pikir mereka yang menganggap bahwa menulis adalah kerjaan
yang sia-sia. Membuang waktu, nggak ada keuntungan. Jika keuntungan yang mereka
bicarakan seputar materi, mungki ya, saya belum sepenuhnya mendapat keuntungan
seperti itu. Namun, dengan menulis kepuasan batin saya terpenuhi.
Memang dengan membaca atau menulis tidak
lantas membuat orang menjadi kaya raya. Bisa dihitung jari berapa orang yang
bisa kaya dari penghasilan menulis. Ini tentang pilihan, tentang passion dan kenyamanan. Dengan menulis
kita bisa mengeluarkan segala unek-unek, tetek bengek duniawi, politik, agama,
dll.
Mungkin sebagian dari kalian juga pernah
merasakan hal yang sama. Misalnya, tentang jurusan yang kamu pilih dianggap
remeh. Dulu, saya pernah mau masuk bahasa, tapi masuk IPA seolah tingkat
kecerdasan di atas rata-rata. Atau saat kamu memilih bidang pekerjaan. Apakah dengan
menjadi dokter, dosen, atau pegawai negeri lantas bisa merendahkan pegawai
swasta?
Kita seringkali dianggap tidak mampu
melakukan banyak hal. Justru dari respons negatif seperti itu jadikan cambuk untuk bisa lebih baik. Setiap
ucapan mereka yang merendahkan, anggaplah sebagai motivasi. Tunjukkan ke mereka
bahwa kita bisa melakukan yang menurut mereka tidak mampu. Putar balikkan opini
mereka, jadikan dirimu lebih kuat daripada omongan tajam mereka. Tunjukkan
hal-hal positif yang membuatmu bahagia dan nyaman dengan apa yang kamu pilih,
apa yang kamu kerjakan sekarang.
So, jangan biarkan mereka
menjatuhkanmu. Jika kamu terlanjur jatuh, maka bangkitlah dan tunjukkan kepada
mereka bahwa kamu bukan orang yang patut diremehkan.