Oleh : Nanae Zha
Berkutat dengan kata seolah menjadi bagian dari
keterasingan. Aleena terkurung dalam zona aman, tidak ada yang mampu menyentuh.
Dunianya menjadikan ia semakin asing dari kehidupan nyata, misteri menjadi
pilihan. Meski dalam dada, rasa membuncah mengharap kehidupan normal.
“Aleena!” seru suara asing.
“Siapa?” tanyanya aneh.
Bagaimana mungkin tengah malam begini ada yang
mencarinya. Dengan malas menutup laptop, ia ayunkan langkah menuju datangnya
suara. Saat pintu terbuka, tidak ada siapapun di sana.
“Waktumu habis!” Suara itu kembali terdengar semakin
menggaung di telinganya.
“Kamu siapa? Jangan bercanda!” teriak Aleena.
“Aku di hadapanmu, tidakkah kamu melihatku?”
Bulu kuduknya merinding, tak ada siapapun di sana.
Hanya ruangan sempit yang pengap dengan tumpukan buku dan file berantakan. Ia
menatap laptopnya. Naskah yang beberapa minggu ini terus menghantuinya, dikejar
deadline bukan hanya momok bagi penulis, tapi juga editor.
Peter?! Mungkinkah mitos itu nyata? Gumam Aleena
dengan suara tersekat.
Puluhan editor meninggal dengan mengenaskan. Naskah
kematian harus segera diterbitkan. Ia meminta nyawa orang yang membacanya. Jika
tidak selesai pada waktunya, maka hanya satu pilihan. Kematian!
Bunyi tik tok itu muncul, keyboard pada
laptop bergerak dengan sendirinya. Jantung Aleena berdegup kencang, napas
terasa sesak. Dalam monitor tertulis.
YOU WILL DIE!!!
***
Cianjur, 02 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar