Kukirim untaian kata puitis untukmu.
Entah berapa ratus email, tapi tak
ada satu pun yang mendapat balasan. Tak apa, tak perlu balasan karena hanya
ingin mengungkapkan isi hati. Entah suka, atau tidak hanya ini caraku
mencintaimu.
Dear my love ... tak mudah melupakan meski dua tahun terlewati. Tiada
hari tanpa memikirkanmu. Dari seluruh stalker
dunia, akulah yang paling bebal dan pantang menyerah. Hingga suatu hari di akun
facebook, aku melihat perubahan
status dari ‘lajang’ menjadi ‘menikah’.
Aku putus asa, andai kau tahu,
rasa cinta ini lebih besar darinya. Aku rela mengorbankan seluruh hidup hanya untuk
merangkai kata, lalu mempersembahkannya padamu. Tapi, kau tak pernah menyadari
itu. Hingga kuputuskan untuk menyatakan perasaan, bukan lewat selembar kertas
beramplop pink, atau email. Tapi, bertemu empat mata. Iya, mata yang mampu
membunuhku hanya dalam hitungan detik.
Kau membuatku terkejut. Pertama,
kau berterima kasih atas semua cerita yang kutoreh dilembaran itu. Kedua, kau
bilang mengagumi karya yang kutulis. Ketiga, aku berani mengajakmu untuk lebih
dekat tanpa perlu kukirim kertas-kertas itu. Keempat, kau menerima tawaranku
tanpa penolakan.
Aku masih menulis di sampingmu,
lalu kubacakan untukmu. Lagi-lagi kau tak menjawab. Tak apa karena aku tahu kau
lebih bahagia dalam diam. Iya kan?!
-END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar