Minggu, 16 Agustus 2015

Dilematik Hak Dan Kewajiban


 Oleh : Nanae Zha




Banyak orang yang meminta hak, tapi lupa pada kewajiban.
Apa yang sudah negara berikan untukmu? Think again, guys! Lalu, apa yang sudah kamu lakukan untuk negaramu?

Banyak!
1.      Saya sudah jadi WNI yang baik dengan membayar pajak meskipun uang pajaknya dikorupsi.
2.      Saya menjadi peserta BPJS meski dengan terpaksa karena diragukan program dan etos kerjanya. J
3.      Selalu ikut menyumbang suara ketika Pemilu meskipun tidak ada yang sesuai hati nurani :P
4.      Bayar listrik, bayar PAM, dan bayar POLISI kalau kena tilang #plak!
5.      Saya juga sudah menjaga lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya dan buang mantan ke tong sampah :D

Kurang apalagi coba? Mengikuti aturan dan program pemerintah dengan baik dan bijak. Melaksanakan wajib belajar 12 tahun bahkan lebih, masih bersyukur nggak ada Wamil seperti di Korea. Teman saya lebih parah demi menjalankan program pemerintah yang cukup dua anak. Dia mah udah di KB sebelum nikah, katanya taat pada aturan pemerintah #Dezziiiggg

Begitulah kata ego saya. Terus negara sudah ngasih apa buat saya?
Banyak! Pemerintah sudah melakukan hal positif kok buat memajukan dan mensejahterakan negeri ini. Ya, segala sesuatu memang harus bertahap, ada prosesnya Setiap pembangunan negeri, pertumbuhan perekonomian, dan stabilitas keamanan negara selalu diutamakan apalagi kesehatan dan pendidikan.

Proses terus ... kapan buktinya?
Buktinya, kamu bisa menikmati jalan dan akses transportasi lebih mudah. Seperti tol dan perbaikan jalan lain itu dari pajak kalian kok, tenang tidak dikorupsi semuanya. (Tidak semuanya? Berarti sebagian ... #mikir keras)

BPJS juga bagus, dengan visi misi mensejahterakan kesehatan dengan sistem saling silang maka yang tidak mampu bisa dibantu biaya pengobatannya.
(Nah, nah ... saling silang maksudnya iuran dari kami sebagai masyarakat, karyawan, PNS dll. yang tiap bulan mesti kena potong gaji? Terus gembar gembor deh ke rakyat miskin ini program pemerintah gratis. Gratis dari Hongkong! wong kita yang iuran kok pemerintah yang dapet nama baik. Whuuuu!!!)

Ah, sudahlah berbicara soal itu memang nggak bakal ada habisnya. Banyak argumen dan pendapat yang menuai pro kontra. Kakek buyut saya saja rela mengorbankan nyawa, mengangkat senjata demi mengusir penjajah tanpa minta balas jasa karena untuk mendapat tunjangan veteran pun masih harus pakai uang katanya, ckckck ....
Ini udah hidup senang, damai, sentosa masih meributkan mana yang harus didahulukan, hak atau kewajiban? Coba deh itu listrik, akses internet dan kemudahan mendapat informasi darimana kalau bukan pemerintah yang ikut andil bagian.

Silakan merenung sejenak, siapa yang belum mendapatkan hak dan melaksanakan kewajiban. Kita atau pemerintah? Mungkin kedua-duanya, makanya saling introspeksi dirilah hehe .... Seperti saya belum bisa memberikan banyak kontribusi karena tidak punya kuasa, pendidikan dan skill yang mumpuni untuk membawa bangsa ke arah lebih baik. Jadi, daripada muluk-muluk yang bisa saya lakukan ya cuma menulis status nggak jelas kayak gini #pletak

Mengajak kembali teman-teman untuk selalu bersyukur dan melakukan kegiatan sepositif mungkin. Karena negeri ini butuh pemuda yang mencari solusi bukan pemuda yang cuma bisa memaki-maki begitu kata Kang Emil. Yihaaa!

Hari ini tanggal 17 Agustus 2015 saya mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-70 semoga semakin jaya dan bangkit menjadi bangsa yang bermartabat. Untuk mewujudkan semua itu, awali dari diri sendiri. Semangat!

Tidak ada komentar: