Rabu, 09 September 2015

Review Novel "Sheila (Luka Hati Seorang Gadis Kecil)"



Judul : Sheila (Luka Hati Seorang Gadis Kecil)
Penulis : Torey Hayden
Penerbit : Qanita
Tebal : 476 halaman
ISBN : 979-3269-06-5

Kesan pertama melihat buku ini sebenarnya biasa saja, dengan warna cover lembut dan foto seorang gadis kecil di depannya, apalagi dengan tebal mencapai 500 halaman jelas tidak menjadi minat saya. Tapi akhirnya yang membuat tertarik adalah blurb di bagian cover belakang, entah kenapa akhir-akhir ini saya jadi tampak antusias dengan dunia psikologi.

Sudah ada delapan murid berusia tak lebih dari sepuluh tahun di kelas itu. Seorang anak pernah dua kali mencoba bunuh diri, seorang anak buta, seorang lagi agresif, dua orang anak menderita autisme, seorang skizofrenia, seorang pernah mengalami penganiayaan fisik dan seksual, sedangkan yang terakhir menderita beraagamfobia.

Bila Anda harus mengajar di kelas itu, bersediakah Anda seperti Torey Hayden menerima seorang murid lagi, seorang gadis berusia 6 tahun yang baru saja membakar anak lelaki berusia 3 tahun sampai nyaris mati? Gadis itu ber-IQ di atas 180, namun menderita problem emosional parah. Dia tak pernah menangis, baik di kala sedih, marah, maupun kesakitan. Dia juga agresif dan selalu membangkang. Mungkin karena sang ibu meninggalkannya di jalanan saat berusia 4 tahun. Mungkin karena ayahnya pemabuk dan tak mampu memberi pengasuhan yang layak. Mungkin karena dia memang tak tahu bagaimana membuat orang lain mencintainya.

Cukup sampai situ blurb yang saya baca mengundang banyak tanya, dan apa yang terjadi pada anak seusia itu? Membaca buku ini membuat saya merasa beruntung dalam hidup yang kadang terlupakan begitu saja. Saya bersyukur dilahirkan di keluarga ini meskipun tidak kaya tapi cukup memasok kebutuhan secara lahiriah dan batiniah, meskipun kadang merasa tidak seberuntung teman-teman yang lain.

Torey Hayden seorang psikolog dan guru yang luar biasa telah mengisahkan perjuangannya dalam mendidik anak-anak yang berkebutuhan khusus. Kesabaran dan kasih sayang yang mendalam terhadap anak-anak itu kadang membuatnya terlibat terlalu jauh. Perjuangannya ‘menjinakkan’ Sheila merupakan hal terberat yang saya tidak mungkin bisa melakukannya. Tapi jauh dari itu adalah pengalaman masa kecil Sheila yang buruk dan kehidupan yang tidak berpihak padanya lagi-lagi membuat saya terenyuh semakin dalam akan sosok Sheila. Tidak bisa dipungkiri rasa bangga, haru dan salut terhadap keberanian dan kekuatan Sheila di umurnya yang bahkan belum menginjak tujuh tahun tampak begitu dewasa.

Mulai dari ditinggalkan ibunya, tinggal bersama ayahnya yang pemabuk dan seringkali berbicara kasar dan melakukan tindakan fisik untuk menghukumnya, tinggal di tempat kumuh dan jauh dari kehidupan layak membuat ia besar dalam lingkungan yang kurang baik. Lebih parah lagi masa-masa di mana Sheila telah berhasil mengendalikan diri, ternyata ujian belum juga selesai untuknya ketika pamannya yang baru keluar dari penjara secara paksa telah melakukan tindakan asusila padanya.
Arrgghhh ... saya tidak berhenti geleng-geleng kepala dan bertanya kok bisa? Bagaimana anak sekecil ini bisa tangguh menghadapi kehidupan yang sangat ganas?

Kesan setelah membaca buku ini meskipun di luar ekspektasi, tentang penyebab anak-anak yang memiliki perilaku menyimpang dan cara menanggulangi kurang detail. Namun, saya tetap menyukai caranya menuturkan setiap pengalaman yang kadang ia harus menentang teori dan mengikuti kata hatinya. Sejujurnya ada sedikit kehilangan feel ya, mungkin karena ini terjemahan jadi sayang, tidak bisa membaca versi aslinya yang mampu mengaduk-aduk perasaan terdalam saya. Namun, di bab-bab akhir saya cukup menikmati dan mampu mempermainkan perasaan saya hingga meneteskan air mata. Good job, Torey! I’m proud of you.

Oh, Sheila di manapun kamu berada ... saya yakin kamu bisa menjalani hidup dan masa depan dengan penuh kebahagiaan bahkan air mata itu adalah saksi setiap luka berubah menjadi tawa.


Torey Hayden ... dengan segala hormat rasanya aku ingin berbicara denganmu sedekat kamu berbicara dengan Sheila.

Tidak ada komentar: