Kamis, 08 Maret 2018

Review Novel Bayangan Kematian Lexie Xu & Erlin Cahyadi

review, resensi, novel, thriller, remaja, gramedia

Judul : Bayangan Kematian
Penulis : Lexie Xu & Erlin Cahyadi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Februari 2016
Tebal : 272 halaman
ISBN : 978-602-03-2529-3

Blurb :

Erin Winata
Aku tidak pernah menyangka kehidupan SMA-ku menjadi rumit. Bayangkan, baru saja resmi menjadi anak SMA, aku malah melihat pembunuhan. Yang lebih parah lagi, pelaku pembunuhan itu tahu aku telah melihatnya, dan kini mengincar nyawaku! Belum lagi aku harus menghadapi kenyataan bahwa satu-satunya cowok yang kusukai ternyata punya hubungan istimewa dengan sahabatku sendiri. Mana mungkin ada yang lebih sial daripada aku?
Lusi Rimba
Tadinya hari-hariku aman, damai, dan cenderung membosankan. Satu-satunya hal yang merecoki ketenangan hidupku hanya Joni alias Jonathan, si cowok sedingin es yang gaya rambutnya sudah keinggalan mode sepuluh tahun. Namun, semua itu berubah saat aku menyaksikan pembunuhan bersama sahabatku. Lebih gawat lagi, korbannya malah menghantuiku dan mengatakan dia akan membalaskan dendamnya kepada kami semua karena sudah membuatnya menderita. Oh Tuhan, bagaimana cara kami meloloskan diri dari pembalasan hantu dengki itu?
***
Resensi Novel Bayangan Kematian Lexie Xu & Erlin Cahyadi - Sebenarnya ini buku pertama dari Lexie yang saya baca. Berhubung mengurangi tumpukan dosa buku akhirnya saya pilih juga untuk diresensi. Novel Bayangan Kematian Menceritakan persahabatan antara Erin dan Lusi yang memiliki dunia berbeda. Dilihat dari segi judul, sudah jelas ini adalah genre thriller. Suatu hari Erin dan Lusi yang berada di ruang musik lama menyaksikan pembunuhan. Dari kejadian itu, mereka mengalami berbagai kejadian hingga sang pembunuh mengancam hidup Erin. Dark teen ini cocok untuk remaja, dengan gaya bahasa yang ringan, dibumbui humor dan kisah cinta ala remaja banget. Dengan menggunakan dua sudut pandang orang pertama, tetapi tidak akan membuat pembaca bingung karena setiap bab sudah jelas tertera siapa yang bernarasi.


Kehadiran dua laki-laki yaitu Diego dan Nathan menjadi pemanis cerita ini. Kisah cinta remaja yang tidak berlebihan atau menye-menye, tetapi saling membantu dalam setiap kesulitan. Ekspektasi saya terhadap novel ini cukup tinggi, sayangnya saya tidak menemukan kepuasan setelah membacanya. Bahkan saya tidak mendapatkan ketegangan sama sekali atau ada rasa takut meskipun dibaca tengah malam. Selain itu, saya tidak menemukan twist ending karena sejak awal saya sudah bisa menebak siapa pembunuhnya. Bukan berarti buku ini tidak bagus, tetapi saya tekankan sekali lagi bahwa genre thriller ini memang disesuaikan untuk remaja.

Well, saya tidak mau spoiler jadi bagi yang membutuhkan buku misteri ringan mungkin ini bisa jadi rekomendasi.

Keep reading!

Sabtu, 24 Februari 2018

REVIEW NOVEL SANG ALKEMIS






Judul : Sang Alkemis (The Alchemist)


Penulis : Paulo Coelho


Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : ke-20, Agustus 2016
Halaman : 216 hlm

ISBN : 978-602-03-2305-3


Blurb:
Kisah tentang anak gembala bernama Santiago yang berkelana dari Spanyol ke padang pasir Mesir untuk mencari harta karun terpendam di Piramida. Di perjalanan dia bertemu seorang perempuan Gipsi, seorang lelaki yang mengaku dirinya Raja, dan seorang alkemis-semuanya menunjukkan jalan kepada Santiago menuju harta karunnya.

Tidak ada yang tahu isi harta karun itu, atau apakah Santiago akan berhasil mengatasi rintangan-rintangan sepanjang jalan. Namun perjalanan yang semula bertujuan untuk menemukan harta duniawi berubah menjadi penemuan harta di dalam diri.

Kaya, menggugah, dan sangat manusiawi, kisah Santiago menunjukkan kekuatan mimpi-mimpi dan pentingnya mendengarkan suara hati kita.

***

Novel sederhana yang penuh makna, syarat dengan pembelajaran untuk menemukan jati diri. Kita bisa belajar dari tokoh utama yang bernama Santiago. Dia belajar dari buku-buku, domba-domba, orang-orang yang ditemui, kota-kota yang disinggahi dan seluruh kepekaan dirinya digunakan untuk menemukan pertanda-pertanda.

Membaca buku ini memang seperti membaca dongeng, kisah tentang Narcissus, seorang anak gembala yang mencari harta karun, pertemuan dengan seorang raja hingga sang Alkemis yang menawarkan nilai-nilai yang patut diteladani. Ketika kita menginginkan sesuatu maka alam akan bersatu padu untuk mewujudkan keinginan kita.

Yang paling menarik dari dongeng dalam kisah ini adalah tentang teori kebahagiaan dari orang bijak. 

Seorang pemilik toko menyuruh anaknya pergi mencari rahasia kebahagiaan dari orang paling bijaksana di dunia. Si orang bijak berbicara dengan setiap orang, dan anak muda itu harus menunggu selama dua jam. Setelah itu, barulah tiba gilirannya.

"Semantara itu, aku punya tugas untukmu," kata si orang bijak. Diberikannya pada si anak muda sendok teh berisi dua tetes minyak. "Sambil kau berjalan-jalan, bawa sendok ini, tapi jangan sampai minyaknya tumpah."

Anak muda itu pun mulai berkeliling-keliling naik turun sekian banyak tangga istana, sambil matanya tertuju pada sendok yang dibawanya. Setelah dua jam, dia kembali ke ruangan tempat orang bijak itu berada.

"Nah," kata si orang bijak. "Apa kau melihat tapestri-tapestri Persia yang tergantung di ruang makanku? Bagaimana dengan taman hasil karya ahli taman yang menghabiskan sepuluh tahun untuk menciptakannya? Apa kau juga melihat perkamen-perkamen indah di perpustakaanku?"

Anak muda itu merasa malu. Dia mengakui bahwa dia tidak sempat melihat apa-apa. Dia terlalu fokus pada usaha menjaga minyak di sendok itu supaya tidak tumpah.

"Kalau begitu, pergilah lagi berjalan-jalan, dan nikmatilah keindahan-keindahan istanaku," kata si orang bijak. "Tak mungkin kau bisa mempercayai seseorang, kalau kau tidak mengenal rumahnya."

Merasa lega, anak muda itu mengambil sendoknya dan kembali menjelajahi istana tersebut, kali ini dia mengamati semua karya seni di langit-langit dan tembok-tembok. Dia menikmati taman-taman, gunung-gunung di sekelilingnya, keindahan bunga-bunga, serta cita rasa yang terpancar dari segala sesuatu di sana. Ketika kembali menghadap orang bijak itu, dia menceritakannya dengan mendetail segala pemandangan yang telah dilihatnya.

"Tapi dimana tetes-tetes minyak yang kupercayakan padamu itu?" tanya si orang bijak.
Si anak muda memandang sendok di tangannya, dan menyadari dua tetes minyak itu sudah tidak ada.

"Nah, hanya ada satu nasihat yang bisa kuberikan untukmu," kata orang paling bijak itu. "Rahasia kebahagiaan adalah dengan menikmati segala hal menakjubkan di dunia ini, tanpa pernah melupakan tetes-tetes air di sendokmu."

Berdasarkan kisah itu  kita harus cerdas untuk membagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk tetap fokus pada tujuan tanpa melupakan hal-hal kecil di sekitar kita.

Menurut saya alurnya sedikit lambat. Di bagian awal malah agak kesulitan membedakan mana narasi pengarang dan tokohnya. Karena POV narator sama dengan tokohnya apalagi tanpa di-italic. Namun, ada banyak quotes bertebaran sepanjang cerita menjadi daya tarik tersendiri : 

Takdir adalah apa yang selalu ingin kau capai. Semua orang ketika masih muda tahu takdir mereka. (halaman 30)

Dan saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagad raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya.(halaman 31)

Supaya menemukan harta karun itu, kau harus mengikuti pertanda-pertanda yang diberikan. Tuhan telah menyiapkan jalan yang mesti dilalui masing-masing orang. Kau tinggal membaca pertanda-pertanda yang di tinggalkan-Nya untukmu. (halaman 40)

Tuhan jarang sekali mengungkap masa depan. Kalaupun Dia melakukannya, alasannya hanya satu :masa depan itu telah digariskan untuk diubah. (hlm. 136)

Di bab terakhir, Santiago bertemu dengan seorang Inggris yang terobsesi dengan Sang Alkemis. Disebut-sebut bahwa Sang Alkemis dapat mengubah logam apapun menjadi segumpal emas. Kisah cinta Santiago dan gadis gurun menjadi bumbu romantis dalam buku ini.

Jika engkau mencintai seseorang, biarkan ia pergi mengejar takdirnya. Jika ia memang jodohmu, ia akan kembali.


“Aku wanita gurun, dan aku bangga akan hal itu. Aku ingin suamiku bebas mengembara seperti angin yang berembus di bukit-bumit pasir. Dan kalau terpaksa, aku akan menerima bahwa dia telah menjadi bagian dari awan-awan, bintang-bintang, serta air di padang pasir.” (Fatima)

The last, buku ini saya rekomendasikan untuk siapa pun yang butuh bacaan bagus. 




Jumat, 09 Februari 2018

Review Sirkus Pohon


Judul : Sirkus Pohon
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan : Agustus 2017
Halaman : 410 hlm
ISBN: 978-602-291-409-9

Blurb :
Sirkus Pohon menceritakan kisah hidup seorang tokoh bernama Hobri, ia seorang pengangguran yang akhirnya menemukan semangat untuk bekerja demi orang yang sangat ia cintai.
Hobri bekerja sebagai badut di sebuah sirkus kelililng. Pekerjaan tetap pertama Hobri tersebut tidak selalu berjalan lancar, banyak konflik dan kesialan yang ia temui. Apakah menjadi badut pekerjaan yang hina atau suatu kebanggaan?

***

Salahkan saya yang memang bacaannya random dan enggak jelas, masa sejauh ini dengan berbagai pujian dan anugerah saya belum pernah baca sekali pun karya Andrea Hirata? Mau jadi apa literasi Indonesia jika pembacanya macam saya? Akhirnya, setelah melewatkan Laskar Pelangi (cuma nonton film-nya),  Sang Pemimpin,  Edensor, Padang Bulan, dan-lain-lain baru kali ini saya membaca karya beliau itu pun karena pengaruh Dosen Filsafat. Arrggghhh ....
Dan inilah buku yang saya tuntaskan membaca dalam sekali duduk. Kadang kalau sudah niat, saya bisa menghabiskan banyak waktu dengan buku. Jadi,  ini adalah hasil dari sebuah pencerahan tentang buku ini.

Judulnya Sirkus Pohon, sebenarnya tidak membuat saya tergerak dan penasaran apa isi ceritanya. Namun,  tampilan cover yang agak berbeda justru menjadi nilai lebih di mata saya. Oke, don't judge a book by its cover! Tapi itulah saya akhirnya melirik juga buku ini.
Awal membaca halaman pertama, saya sedikit bosan dengan gaya ceritanya. Terlebih diksi yang digunakan sedikit lebih kental dengan Melayu. Namun, saya makin penasaran dengan gaya ini yang berbeda hingga saya bisa menuntaskan dalam waktu beberapa jam.

Hal-hal menarik dalam novel ini :
1.  Bahasa yang digunakan cenderung Melayu, sehingga banyak peribahasa dan perumpamaan yang digunakan.
- Air susu dibalas air tuba
-Mencari jarum dalam tumpukan jerami
-Sikap kabur babi hutan,  yakni berlari lurus, tak bisa balik kucing.

2.  Ada banyak quotes menarik.

Kemauan adalah segala-galanya dalam hidup ini (hlm. 9)

Tuhan menciptakan tangan seperti tangan adanya,  kaki seperti kaki adanya untuk memudahkan manusia bekerja.

Mereka adalah penakut rasa sakit yang selalu dicekam hukum pertama bumi: gravitasi,  selalu menjatuhkan. Namun,  mereka memegang teguh hukum pertama manusia: elevasi,  selalu bangkit lagi (hlm. 72)

Orang-orang bertemu karena suatu alasan.

Tokoh menarik dalam buku ini justru bukan tokoh utama bagi saya. Saya menyukai tokoh Alun yang memiliki hidung tajam bak anjing. Adegan lucu saat ia bisa mengendus bola ping pong dalam botol bekas parfum.

Ending yang bikin penasaran adalah akhir dari para tokohnya.
1. Bagaimana kehidupan rumah tangga Dinda dengan Hob?
2.  Jati diri Taripol dan Abdul Rapi yang belum terungkap?

Selebihnya masih banyak tokoh yang belum terungkap tujuan dihadirkannya dalam cerita itu.  Bagian paling manis dan yang selalu saya tunggu adalah kisah Tara dan Tegar.  Duh,  meleleh mesti menunggu selama itu dan saling mencari padahal ada di depan mata.

Novel ini mengajarkan tentang pengalaman dan pemahaman mengenai hidup. Beberapa amanat yang bisa kita dapatkan adalah:
1.  Jangan putus asa dalam menjalani hidup
2. Hal-hal mistik sebaiknya tidak dijadikan patokan dalam menentukan nasib.
3. Kisah pemain sirkus yang sudah jarang ditemukan di masa sekarang dan betapa nilai bagus sering dianggap buruk padahal mereka melakukan pekerjaan itu total dengan hati.

Seperti pesan Andrea Hirata, bacalah buku ini dua kali, yang pertama untuk memahami jalan cerita, kedua nikmatilah gaya berceritanya. So, buat teman-teman yang butuh buku dengan gaya bahasa menarik, sedikit nyeleneh untuk menyentil politik dan mitos masyarakat, serta pemahaman akan ending yang bisa kalian imajinasikan sepuasnya maka buku ini menjadi salah satu yang wajib dibaca.

Minggu, 21 Januari 2018

Review Corpora Aliena

Judul : Corpora Aliena
Penulis : Triskaidekaman
Penerbit : Nawalapatra
Cetakan : 2017
Tebal : 81 hlm

Blurb :

Empat kisah tentang keterasingan dan pengasingan anak yang tidak kenal dengan ibunya, ibu yang tidak benar-benar tahu siapa anaknya, pemuda yang bergidik dengan tubuhnya sendiri, serta gadis yang meronta dari pilihannya sendiri.

***

Pertama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Kak Triskaidekaman yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk membaca buku ini. Sebuah karya yang luar biasa bagi saya. Corpora Aliena merupakan jenis bacaan yang berbeda di awal tahun ini. Setelah beberapa waktu lalu mencicipi teenlit jadi berasa jungkir balik dengan gaya bahasa yang disajikan. Saya harus menetralkan diri dari pengaruh teenlit dengan buku lain. Maka, saya membutuhkan waktu dua kali untuk membaca ulang Corpora Aliena.

Hal pertama yang membuat saya tertarik adalah judulnya. Corpora Aliena membuat saya membayangkan alien,  makhluk-makhluk asing dari planet lain yang datang ke bumi. Namun, isi ceritanya bukan tentang makhluk luar angkasa. Haha ....
Penulis ingin menyampaikan makna asing,  keterasingan, dan pengasingan yang berbeda.
Awal saya membaca kisah ini banyak membuat saya berkerut tentang tokoh dan konflik yang disajikan,  lantas saya baru menyadari selesai membaca kisah pertama bahwa ini adalah kumpulan cerpen #lha. Jadi,  berhubung ini kumcer ada banyak pertanyaan yang saya endapkan karena jelas berbeda antara cerpen dan novel.

Dengan gaya bahasa yang cenderung nyastra dan bertabur diksi masih tetap bisa dinikmati. Setiap kali selesai membaca membuat saya merenung, dibutuhkan pemahaman dan penalaran akan makna dan tujuan hidup. Maka, tidak sulit bagi saya untuk memasukkan buku ini ke daftar buku filsafat selain sci-fi meskipun unsur science-nya terasa sedikit.

Cerpen favorit adalah Hikayat Homoctopus dan P, kalau harus memilih Homoctopus juaranya. Cukup ngeri membayangkan cerita itu di dunia nyata. Saya salut kepada penulisnya yang berani menuliskan ide segila itu.

The last,  aku sih bakal rekomendasiin buku ini buat kalian yang membutuhkan napas dan gizi baru untuk bacaannya. Bisa dibilang ini benar-benar cerpen eksperimental. Maka, kalian tidak akan menemukan bacaan biasa yang mendayu-dayu tentang romansa cinta zaman now. Congrats buat penulisnya, semoga sukses dengan karya-karya selanjutnya.

Jumat, 19 Januari 2018

Review Seventeen Once Again


Judul : Seventeen Once Again
Penulis : Handi Namire
Penyunting : Tri Saputra Sakti
Ilustrasi kover : Sukutangan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2017
ISBN : 978-602-03-7819-0
Tebal : 288 hlm.

Blurb :

Big news!
Raka membalas perasaan Briana. Ya, Raka, ketua OSIS yang digandrungi banyak siswi di sekolah. Raka yang juga pacar Tara, sahabat baiknya! Eh, bukankah itu artinya Briana merebut pacar sahabatnya sendiri? Ah, entahlah! Meski Raka mengaku juga menyukai Briana, cowok itu belum bisa putus dari Tara. Saat study tour, Raka berjanji akan membuat hubungan mereka jelas.
Sayangnya, saat semua pertanyaan akan terjawab, Briana mengalami kecelakaan di India. Anehnya sejak kecelakaan Briana kesulitan mengingat hal yang terjadi belakangan ini. Lebih menyebalkan lagi, Mama malah memindahkan Briana ke sekolah lain di Bandun—jauh dari Raka, Tara, dan teman-teman dekatnya.
Seolah semuanya belum cukup, di sekolah barunya Briana dihadapkan pada drama yang menyebalkan. Ben, cowok ketua klub penyiaran yang caper dan ngotot merekrut Briana jadi anggota! Belum lagi ada Alisha, si cewek sok berkuasa, yang memintanya untuk menjauhi Ben! Semua seolah berjalan seperti semestinya peristiwa yang dialami cewek tujuh belas tahun. Sampai satu per satu keanehan mulai Briana rasakan. Kenapa keberadaan Raka masih misterius? Kenapa Mama dan abangnya tampak menyembunyikan sesuatu? Dan… benarkah Briana berusia tujuh belas tahun?

***

Setelah beberapa waktu lalu menyelesaikan #Twinwar. Kini, saya berhasil menggaet buku #SeventeenOnceAgain milik @handinamire sebagai juara 2 #GWP3 congrats, Mam 😍

1. Cover dan judul
Melihat cover dan judulnya membuat saya langsung jatuh cinta. Penasaran bagaimana seseorang bisa kembali ke masa 17 tahun? Karena alasan itulah saya tidak perlu pikir panjang untuk PO buku ini sama penulisnya langsung. Hehe ....

2. Konflik
Briana yang semasa hidupnya tertekan karena perasaan bersalah di masa lalu, belum bisa menerima kenyataan. Ia menghindari semua teman dan orang-orang di masa lalunya. Namun, kecelakaan yang menyebabkan hilang ingatan justru mendekatkan dia pada masa di SMA.
Sesuai judulnya #SeventeenOnceAgain bercerita tentang gadis yang kehilangan sebagian ingatan pasca kecelakaan. Yang dia ingat adalah saat usia 17 tahun. Bisa bayangkan bagaimana ribetnya masa remaja padahal usia kita sudah melampaui batas yang sebenarnya? Apa alasan di balik semua keputusan mamanya untuk tetap bungkam dan malah mengikuti nalurinya untuk kembali memasukkan Briana ke SMA?

3. Alur
Dengan alur maju mundur ini menjadi bagian yang menarik buat saya. Meski sedikit ribet, tapi tidak mengurangi keasyikan untuk menuntaskan novel ini.

4. Tokoh 
1. Briana 
Saya merasa tokoh Briana ini labil, egois, kekanakan, gak tahu diri yang malah membuat saya nggak bersimpati ke tokoh utama karena keegoisannya itu. Hello? Sahabat kok ya bisa nusuk dari belakang? Syebel!!!  #bukan tjurhat, kok. 
2. Raka
Entah karena memang dia baik, enggak setia, atau jenis cowok PHP pokoknya cowok kayak gini yang menghancurkan persahabatan juga pantes mati. #halah 
3. Bastian 
Satu-satunya tokoh yang saya suka Bastian. Nggak ribet, nggak neko-neko, setia, banyak mengalah, cuma nggak tegas dan nggak berani mengambil langkah lebih cepat untuk dapetin cinta. Broh, lima tahun itu lama? Lo sabar apa bego? 
Bagaimana perasaan Bastian yang sudah menunggu lima tahun, lantas dilupakan begitu mudahnya?
Duh, Mam, demi apa Bastian harus mengalami patah hati kek gini? Sebagai tim #bastian aku gak rela πŸ˜₯ yakali, kudu kalah sama brondong? Hih 😀
Maaf, sedang tidak mau membicarakan Ben. Skip. Haha πŸ˜‚

Hanya saja ada beberapa hal yang sedikit mengganjal. Misalnya, pas dia kembali ke sekolah kenapa belum nyadar juga kalau tanggal, tahun sudah berubah? Secara di sekolah aku sering nulis tanggal di tiap catatan. *Eh, apa aku aja yang kayak gini?
Terus memangnya dia nggak nonton TV meskipun semua gadjet-nya disembunyikan, tapi 'kan di sekolah nggak mungkin teman-temannya gak eksis terus dia nggak kepo gitu? Kenapa Hp teman-temannya bisa secanggih itu? Oke, itu beberapa yang menjadi catatan kecil saya.

The best quote:

"Ketika para penggila travelling selalu mengatakan sbahwa hidup adalah serangkaian perjalanan, bagiku hidup justru sekelumit pelarian. (hlm : 9)

Jadi, pada akhirnya siapa yang akan dipilih Briana? Bagaimana dengan Raka cinta pertamanya? Apakah pengorbanan Bastian akan membuahkan hasil? Ataukah Ben si cowok SMA yang bisa mendapat perhatian Briana? Semua jawabannya ada di buku #SeventeenOnceAgain

So, buat temen-temen yang penasaran dan ingin kembali ke masa 17 tahun #aku sih masih 17 πŸ˜‚πŸ™Šbisa dapetin buku ini di seluruh tobuk di Indonesia.
#noplagiat #saveauthor #antibajakan

Jumat, 12 Januari 2018

Review Twinwar DWIPATRA


Judul : TwinWar
Penulis : Dwipatra
Penerbit : PT.  Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : 2017
Halaman : 296 hlm
ISBN : 978-602-03-7679-0

Blurb :

Gara dan Hisa kembar identik. Penampilan kedua cowok itu persis sama. Kerennya pun sama. Tapi minat dan kemampuan? Beda jauh! Gara berotak encer, kemampuan akademiknya gemilang. Hisa jago olahraga, dan sederet trofi kejuaraan berhasil ia raih. Walaupun bersekolah di SMA berbeda, persaingan mereka tak pernah surut.

Dalam keluarga mereka, ada satu aturan yang tidak boleh mereka langgar. “Gara dan Hisa tidak boleh pacaran sebelum lulus SMA dan diterima masuk di perguruan tinggi.” Kalau sampai aturan itu dilanggar, konsekuensi yang akan mereka terima tidak main-main.Kisah ini bermula ketika Hisa mengetahui ada foto cewek di handphone Gara. Ya, diam-diam Gara memang berpacaran dengan Dinar. Mendapati rahasia Gara, Hisa seolah mendapat senjata ampuh untuk “menghancurkan” saudara kembarnya.
Jadi, siapa bilang saudara kembar nggak bisa perang?

***

Alasan pertama kenapa TwinWar mesti saya miliki karena penulisnya adalah Dwipatra, si pria sepuluh juta, pemenang juara 1 #GWP3. Sebagai Patralicious yang baik dan sudah merasa satu keluarga, secara kita pernah berjuang sama-sama di GWP untuk menuntaskan naskah kemudian bertemu di Expert Writing Class, enggak mungkin bagi saya menyia-nyiakan kesempatan memiliki novel ini.  I'm a proud with youBrother.  Maka, saya pun harus memberikan review ala-ala dan suka-suka gue wkwkwk ... here we go!

1.  Cover
Berdasarkan judulnya cover sudah cocok mewakili isi cerita tentang perseteruan dua saudara kembar, dua wajah terbalik menunjukkan dua karakter yang bertolak belakang, dua pertentangan dan secara pribadi saya sempat mengerutkan dahi, siapa ini yang jadi cast-nya. Hayoo, ada yang bisa nebak nggak? Haha ....

2. Konflik
Novel ini lebih menonjolkan konflik keluarga dan perselisihan anak kembar mulai dari hal kecil sampai besar termasuk menghalalkan segala cara. Kedua karakter yang muncul sesuai porsinya masing-masing, tidak ada yang dominan atau salah satunya jadi tenggelam. Kepiwaian Patra dalam menyeimbangkan karakter ini patut diacungi jempol. Permasalahan yang timbul sewajarnya ada dalam kehidupan sehari-hari, cerita sederhana bisa jadi menarik jika eksekusinya ciamik. Meskipun sedikit kecewa dengan bumbu romantisnya yang sedikit, tetapi kisah di balik perselisihan ini patut diteladani.

3. Alur 
Flashback tentang trauma mamanya dan alasan kenapa Hisa dan Gara tidak boleh pacaran membuat kisah ini makin berwarna. Ditambah pria misterius yang mirip banget dengan si kembar,  siapa itu Akbar?

Saya pribadi suka dengan gaya penceritaan Patra dalam novel ini,  sesuai genre yang diusung yaitu teenlit maka diisinya sederhana, ringan, ada selipan humor ala ABG, meskipun jarang menemukan quote. Ending-nya, memang tidak cetar membahana badai,  tetapi cukup gemesin,  ya,  gemes sama penulisnya, kok, cuma segitu? Lagi dong!  Saya belum puas sih, berharap akan ada twist yang lebih gilak!

4.  Amanat
Amanat di novel ini mengusung kejujuran dan cara berkomunikasi yang baik.  Masalah yang terjadi berawal dari ketidakjujuran mamanya dan larangan pacaran yang terkesan maksain? Hingga Gara dan Hisa belajar berbohong,  tidak tanggung-tanggung yang dibohongi adalah dua sekolah.  Komunikasi dengan orang tua dan keluarga itu penting,  seburuk apa pun masa lalu keluarga harus bisa menerimanya karena kita tak pernah diberi pilihan siapa dan bagaimana keluarga kita.

The last, saya kasih 4 bintang dengan amanat yang bagus, cerita ini cocok untuk semua kalangan, baik remaja dan orang tua. So, saya tidak akan ragu merekomendasikan novel ini buat teman-teman yang butuh bacaan remaja, tapi enggak menye-menye. Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari buku ini. Thanks, Patra sudah memberikan pencerahan akan pentingnya keluarga. Keep writing and I'll waiting for your next project!