Jumat, 12 Januari 2018

Review Twinwar DWIPATRA


Judul : TwinWar
Penulis : Dwipatra
Penerbit : PT.  Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : 2017
Halaman : 296 hlm
ISBN : 978-602-03-7679-0

Blurb :

Gara dan Hisa kembar identik. Penampilan kedua cowok itu persis sama. Kerennya pun sama. Tapi minat dan kemampuan? Beda jauh! Gara berotak encer, kemampuan akademiknya gemilang. Hisa jago olahraga, dan sederet trofi kejuaraan berhasil ia raih. Walaupun bersekolah di SMA berbeda, persaingan mereka tak pernah surut.

Dalam keluarga mereka, ada satu aturan yang tidak boleh mereka langgar. “Gara dan Hisa tidak boleh pacaran sebelum lulus SMA dan diterima masuk di perguruan tinggi.” Kalau sampai aturan itu dilanggar, konsekuensi yang akan mereka terima tidak main-main.Kisah ini bermula ketika Hisa mengetahui ada foto cewek di handphone Gara. Ya, diam-diam Gara memang berpacaran dengan Dinar. Mendapati rahasia Gara, Hisa seolah mendapat senjata ampuh untuk “menghancurkan” saudara kembarnya.
Jadi, siapa bilang saudara kembar nggak bisa perang?

***

Alasan pertama kenapa TwinWar mesti saya miliki karena penulisnya adalah Dwipatra, si pria sepuluh juta, pemenang juara 1 #GWP3. Sebagai Patralicious yang baik dan sudah merasa satu keluarga, secara kita pernah berjuang sama-sama di GWP untuk menuntaskan naskah kemudian bertemu di Expert Writing Class, enggak mungkin bagi saya menyia-nyiakan kesempatan memiliki novel ini.  I'm a proud with youBrother.  Maka, saya pun harus memberikan review ala-ala dan suka-suka gue wkwkwk ... here we go!

1.  Cover
Berdasarkan judulnya cover sudah cocok mewakili isi cerita tentang perseteruan dua saudara kembar, dua wajah terbalik menunjukkan dua karakter yang bertolak belakang, dua pertentangan dan secara pribadi saya sempat mengerutkan dahi, siapa ini yang jadi cast-nya. Hayoo, ada yang bisa nebak nggak? Haha ....

2. Konflik
Novel ini lebih menonjolkan konflik keluarga dan perselisihan anak kembar mulai dari hal kecil sampai besar termasuk menghalalkan segala cara. Kedua karakter yang muncul sesuai porsinya masing-masing, tidak ada yang dominan atau salah satunya jadi tenggelam. Kepiwaian Patra dalam menyeimbangkan karakter ini patut diacungi jempol. Permasalahan yang timbul sewajarnya ada dalam kehidupan sehari-hari, cerita sederhana bisa jadi menarik jika eksekusinya ciamik. Meskipun sedikit kecewa dengan bumbu romantisnya yang sedikit, tetapi kisah di balik perselisihan ini patut diteladani.

3. Alur 
Flashback tentang trauma mamanya dan alasan kenapa Hisa dan Gara tidak boleh pacaran membuat kisah ini makin berwarna. Ditambah pria misterius yang mirip banget dengan si kembar,  siapa itu Akbar?

Saya pribadi suka dengan gaya penceritaan Patra dalam novel ini,  sesuai genre yang diusung yaitu teenlit maka diisinya sederhana, ringan, ada selipan humor ala ABG, meskipun jarang menemukan quote. Ending-nya, memang tidak cetar membahana badai,  tetapi cukup gemesin,  ya,  gemes sama penulisnya, kok, cuma segitu? Lagi dong!  Saya belum puas sih, berharap akan ada twist yang lebih gilak!

4.  Amanat
Amanat di novel ini mengusung kejujuran dan cara berkomunikasi yang baik.  Masalah yang terjadi berawal dari ketidakjujuran mamanya dan larangan pacaran yang terkesan maksain? Hingga Gara dan Hisa belajar berbohong,  tidak tanggung-tanggung yang dibohongi adalah dua sekolah.  Komunikasi dengan orang tua dan keluarga itu penting,  seburuk apa pun masa lalu keluarga harus bisa menerimanya karena kita tak pernah diberi pilihan siapa dan bagaimana keluarga kita.

The last, saya kasih 4 bintang dengan amanat yang bagus, cerita ini cocok untuk semua kalangan, baik remaja dan orang tua. So, saya tidak akan ragu merekomendasikan novel ini buat teman-teman yang butuh bacaan remaja, tapi enggak menye-menye. Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari buku ini. Thanks, Patra sudah memberikan pencerahan akan pentingnya keluarga. Keep writing and I'll waiting for your next project!

Tidak ada komentar: