Minggu, 06 September 2015

Celoteh Inspirasi Januari Galeri Lavira


Kepada Jejak yang Tertinggal

Oleh : Nanae Zha


cahaya langit berpendar kesumba
menapaki bukit berpayung senja
lelah langkah telusuri jalan berduri
sibak ilalang menahan nyeri

engkau buraikan harap serupa fajar menyingsing
rekah semi cinta membubung langit 
namun, masa tunjukkan topeng, menyingkap paras asing
pupuskan mimpi, teteskan segala pahit

samar bayang menghilang,
-tiada namun takpergi-
mewujud kesedihan pada jalinan kenang
dalam keheningan ...
asa tak memiliki batas penantian

jejak langkah atas namamu masih tertinggal
terpahat lekat dalam pilu
ah, andai engkau tahu!
cinta tak terkikis waktu
hingga jiwa meregang ajal ...

Cianjur, 27 januari 2015



Awal memasuki dunia tulis menulis, saya banyak belajar di cerpen—karena novel cukup rumit ternyata. Tapi anehnya karya pertama yang dibukukan malah kebanyakan puisi, entah dari mana datangnya bakat tersebut. Mengingat tidak ada satu pun dari keluarga yang jadi penulis.

Di beberapa buku antologi seperti Inspirasi Januari dan Februari yang diterbitkan oleh Pena House merupakan hasil dari event mingguan yang diabadikan untuk menambah semangat para penulis untuk tetap berkarya. Di dalamnya berisi galeri fantasi, cerita fiksi yang dirangkai semanis dan seapik mungkin. Ada galeri reality, menceritakan kisah nyata baik dari penulis atau kisah nyata orang lain yang kemudian ditulis ulang. Ada galeri motivasi, setiap kata merupakan motivasi agar kita selalu positif dalam menyikapi hidup. Dan galeri diksi, kumpulan puisi.


Meskipun jika diperhatikan, buku sejenis puisi jarang diminati pasar kecuali pemuisi yang sudah punya nama seperti Chairil Anwar, Taufik Ismail, Sapardi Djoko Damono, Agus R. Sarjono, atau karya Khalil Gibran yang fenomena. Tapi bagi pecinta literasi bukan soal itu, melainkan kepuasan batin yang tercukupi. Berharap masa dunia sastra akan berjaya kembali seiring berkembangnya pola pikir masyarakat yang lebih baik.

Tidak ada komentar: