Sabtu, 16 Januari 2016

A little notes 11- Sebuket Bunga Liar

#nanaezha_stories
By : Nanae Zha


Sepanjang jalan itu ia berlari, tak peduli peluh membasahi tubuh. Langkah kaki kecilnya terantuk hingga tubuh tersungkur. Dilihat darah yang mengucur dari lutut, ia meringis namun menahan tangis.

“Ma ....” Ia mengatupkan tangan ke mulutnya.

Jangan mengeluh, batinnya mengingatkan.

Sebuket bunga liar berbeda warna yang tadi terjatuh segera diraih. Sedikit kotor memang, terlihat berantakan dengan tanah pada akar serabut di ujung. Terlihat batang bergetah yang ditebas paksa oleh tangan kecilnya.

“Ini kado buat Mama,” gumamnya sembari bangkit dan melupakan rasa nyeri di lutut.

“Mama!” Dia berteriak tak sabar ingin segera menghampiri pelukan mamanya. Dengan wajah berseri menyodorkan sebuket bunga liar yang dicabut sepanjang jalan.

“Selamat ulang tahun, Ma. Maaf ... tadi Dede jatuh, celananya jadi kotor.” Ia menundukkan kepala, ada rasa takut menyelinap. Dengan mengumpulkan segenap kekuatan akhirnya berhasil mengangkat kepala.

“Tapi Dede nggak nangis, kok. Seperti kata Mama, nggak boleh cengeng. Dede janji nggak  akan nangis, tapi ... Mama cepat pulang, ya,” ucapnya lirih, lantas menatap bunga yang ia sematkan di atas pusara.

***


Coretan lama di Cianjur, 14 Januari 2016

Tidak ada komentar: