Sabtu, 16 Januari 2016

A little notes 12- Kata yang Mematikan

#nanaezha_stories
By : Nanae Zha

Aku lupa bagaimana awalnya bertemu. Satu hal yang diingat adalah terakhir kali kita berpisah. Kau mengucapkan kata yang cukup mematikan. Singkat namun menghunjam tepat ke jantung. Lupakah pada kenangan yang pernah dilalui? Manis, pahit hubungan yang diperjuangkan, demi menghindari kegagalan.

Sayang, hanya satu ujian yang tak bisa dilalui. Atas nama perempuan ketiga di antara kita, kau pun tega meninggalkanku. Salah! Justru sebaliknya aku yang meninggalkanmu. Mencoba mengingat dalam samar semua kejadian itu.

“Putuskan aku!” pintamu.

Saat itu hanya bisa mengernyitkan dahi, lantas setenang mungkin menarik napas perlahan.
“Awalnya kamu yang memintaku, maka silakan akhiri dengan caramu,” ucapku dengan nada anggun.

Kamu tahu yang terjadi setelah itu?
Di balik punggungmu aku berjalan dengan mata berembun, tak kupedulikan ramainya orang berlalu lalang. Pandangan mengabur, pendengaran mendadak tuli, hati terluka mengingat semudah itu kau ucapkan perpisahan.

Terakhir yang aku ingat, tubuh terasa ringan seolah melayang. Tak ada air mata di pipi, tak ada rasa sakit di hati. Namun, ada hal ganjil saat kau berbalik ke arahku. Memeluk dan mencium, meminta maaf dengan penuh penyesalan. Anehnya, aku tak merasakan getaran apa pun.

Semua lenyap seketika, bersamaan dengan mobil yang melintas di hadapan. Tubuh jauh terpelanting, kau berlari memelukku yang berlumuran darah. Akhirnya, dua kata darimu memang benar-benar mematikan.

Aku masih gentayangan menunggu sebuah kepastian.

***


Cianjur, sebuah kisah di 15 Januari 2016

Tidak ada komentar: