Rabu, 06 Juli 2016

Pengorbananku atau Perjuanganmu yang Salah?




By : Nanae Zha

Saat aku bertemu cinta, hanya ada dua pilihan. Hentikan atau lanjutkan!
Satu sisi ingin berjuang, membahasakan jarak yang menyulit temu dalam sebentuk rindu. Menyampaikan salam yang terlalu sering dipanjatkan lewat doa. Cinta memang butuh pengorbanan. Lalu pengorbanan apa yang harus kulakukan untuk menggapai ridho-Nya? Hanya menunggu kesiapanmu, sampai kapan?

Teringat seribu petuah tentang cinta dalam diam, cukup kuatkan dalam doa, biarkan tangan Tuhan bekerja. Di bagian ini, ada yang mungkin mereka lupa, bukankah selain doa seharusnya ada ikhtiar? Berdoa tanpa ikhtiar takkan mendapat hasil yang maksimal. Apa kau bisa merasakan dan mendengar saat kusebut namamu dalam doa? Aku bukan Tuhan yang bisa membaca hati dan pikiranmu. Tak bisakah kau katakan semua rasa dalam bahasa yang kumengerti?

Aku, perempuan yang sudah biasa terdiam. Namun, tak seharusnya lelaki bersikap diam. Perempuan butuh keberanian lelaki, butuh ketegasan, butuh kejujuran agar ia pun berani dan kuat untuk melakukan kesetiaan. Benar, ucapan bukanlah jaminan, manusia tidak boleh bergantung dengan orang lain, bahwa kita harus berharap pada-Nya.

Aku mengerti dan paham akan hal itu. Ini hanya sebentuk pertanyaan untuk mengingatkan, sampai sejauh mana kau telah memperjuangkan cinta?

Cjr, 07 Juli 2016

Tidak ada komentar: