Rabu, 29 April 2015

#BeraniLebih_PERCAYA JADI DIRI SENDIRI



Oleh : Nanae Zha

Saya sebenarnya biasa saja, malah menjadi seseorang yang cenderung minder. Bahkan saya sempat menghabiskan waktu hanya untuk mengutuki dan mengasihani diri sendiri. Hingga akhirnya, merasa tidak memiliki siapapun yang mencintai dan menerima apa adanya. Semakin yakin ketika sugesti itu jelas terlihat pada sikap keluarga dan teman-teman yang dirasa menjauh. Sejak zaman sekolah, tidak jarang saya menjadi bahan bully-an teman-teman. Itulah yang saya rasakan. Menjadi orang yang tertutup dan sangat pemalu.

Suatu hari wali kelas saya berbicara di depan. Saat itu pelajaran Bahasa Indonesia. Ibu Siti Fauziah (almh) meminta setiap murid untuk bercerita apapun, mulai dari pidato, nyanyi, cerita lucu, pokoknya dalam satu minggu pasti ada murid bergantian kena tugasnya. Sampai suatu hari anak-anak di kelas ngeluh, termasuk saya yang tidak suka tampil depan umum.

Parasnya berubah merah, entah menahan kecewa atau marah, masih kuingat jelas ekspresinya hari itu.

“Apa yang membuat kalian malu? Padahal kalian adalah anak-anak hebat yang sempurna. Ibu ingin kalian punya keterampilan berbicara depan umum, agar suatu saat jika telah keluar dari dunia pendidikan, kalian dengan mudah bersosialisi dengan siapapun. Dunia kerja yang kalian jalani akan sangat keras. Hanya orang yang mampu berkomunikasi dengan baik yang akan diterima.”

Sampai di sana ucapannya terhenti, pertama kalinya saya melihat beliau menitikkan air mata. Ada rasa menyesal pada diri kami, meski alasan itu belum mampu kami terima. Hingga akhirnya dengan terbata-bata ia bicara,

“Ibu melakukan ini, agar kalian #berani lebih percaya menjadi diri sendiri. Kenapa ibu harus peduli? Karena ibu sayang dan menganggap kalian selayaknya putra-putri ibu sendiri. Asal kalian tahu, putra ibu yang pertama ingin sekali bercerita banyak hal tentang teman, saudara bahkan gebetan. Ingin mengeluarkan segala isi hatinya, unek-unek, berteriak dan bernyanyi dengan merdu, tapi ia hanya bisa diam. Ia terlahir dengan kekurangan, tidak bisa bicara dengan normal. Lalu kalian yang sempurna mengapa mesti malu?”

Cukup sudah saat itu Ibu Fauziah bercerita, membuat saya sadar akan kemampuan yang dimiliki setiap orang. Sejak itu saya mulai berubah menjadi #BeraniLebih percaya diri tampil di depan #BeraniLebih menjadi diri sendiri meski orang lain berkata apa. Setiap orang punya kekurangan dan kelebihan, dan kita akan dihargai tergantung bagaimana kita menilai diri sendiri.

Terbukti semua ucapan ibu Fauziah. Kini saya sudah bekerja, dunia kerja memang lebih keras dari sekolah. Mental yang dulu pernah digodok hasilnya terasa. Komunikasi yang baik akan membuat kita dipercayai banyak teman bahkan atasan. Kini, saya diberi kesempatan untuk mengkoordinir rekan-rekan kerja, tak mudah bekerja sama dengan banyak kepala. Namun, kecakapan komunikasi memudahkan untuk menyelesaikan masalah. Tak terbayang sebelumnya akan menjadi apa saya dengan sikap minder yang dulu.

#BeraniLebih percaya pada kemampuan karena setiap orang terlahir dengan kelebihan.


Ini kisahku, semoga menginspirasi sahabat yang lain. :)


Facebook : Nanae Zha
Twitter :@nanae_zha





Tidak ada komentar: