Minggu, 23 November 2014

Surat Untuk Tuan,


Keringat rakyat kecil apa artinya jika dituang dalam gelas-gelas para pejabat? Tidak cocok, seharusnya madu, atau mungkin wine? Keringat kami berasa masam, kecut akan merusak lambung. Bukan lambung! Tapi, rekening bank tidak akan penuh oleh kucuran dana yang dialih fungsikan untuk pribadi. Belum fasilitas yang selalu dianggap tidak memadai. Ah, apalagi kami tak diberi fasilitas apa-apa! Hanya jalan umum rusak, fasilitas kesehatan dan birokrasi pemerintahan daerah amburadul.
Tuan, sudah mulai investasi kah? untuk kelangsungan hidup karena menjadi pejabat takkan selamanya. Pengusaha menjadi teman, hingga wajar kawan! Saat kalian berorasi, ia takkan mendengarmu, berpihak pada pengusaha yang akan mengucurkan dana untuk kampanye di tahun berikutnya.

Cukup senyum miris, karena marah tak bisa, mengutuk pun takada arti, lalu terbuat dari apa hati Tuan? Rakyat kecil, semakin kecil kala pejabat melangit. Menaiki tangga, ribuan rakyat terinjak, kami di bawah, tapi Tuan lupa bagaimana bisa naik tanpa tangga yang terbuat dari tulang-tulang kering, tubuh rapuh, yang menggantung harap pada orang salah!
Kini, setelah di atas tahta, kursi panas, martabat membutakan hati nurani. Tuan lebih peduli pada pengusaha. O, mungkin uang mereka lebih Tuan butuhkan, karena suara kami hanya dibutuhkan saat kampanye saja, setelahnya? Tutup saja telingamu, dari sumpah serapah, dari tuntutan yang pernah engkau janjikan.

Suara kami parau, erat tercekik dengan BBM, sembako, transportasi membubung. Buruh-buruh menuntut kenaikan gaji. Tapi, suara mereka tak pernah Tuan dengar. Seolah, tak punya mata, telinga dan hati. Rakyat yang seharusnya kau rangkul, kini kau tinggalkan bahkan kau abaikan, lupakah Tuan, siapa yang mengangkatmu dahulu?
Buruh-buruh kecil hanya meminta kenaikan gaji yang sesuai, bukan meminta fasilitas milik Anda. Tuan benar-benar amnesia?! bahwa setiap fasilitas yang Tuan gunakan berasal dari uang rakyat. Menjaga kepercayaan lebih sulit daripada mendapat kepercayaan.

 
 
 
 
 
 
 
Permalink gambar yang terpasang 




Lihatlah!
Teman-temanku kepanasan, kehujanan, dipotong gaji, di cap atasan, ancaman dikeluarkan dari perusahaan. Masih belum pedulikah?
Ah, taman kantormu rusak akibat demonstran!
Pasti Tuan khawatir dan meminta kucuran dana untuk perbaikan taman.
Lalu, kenapa jalan umum yang rusak dan bolong-bolong tidak Tuan perbaiki? Tidak khawatirkah akan menimbulkan kecelakaan? Sarana kami tidak memadai!
Cerita pada wakil rakyat apa gunanya? Toh nggak didengar! Lebih baik cerita sama Allah karena Dia akan membalas semua perbuatan sekecil apapun.

Azab saja Tuhan para penguasa yang lupa diri!
(O, tenang ini bukan kutukan karena kutukku tak bermakna)
Doa?
(Husshh ... kita nggak boleh berdoa yang buruk untuk orang lain)
Itu hanya sebuah kekecewaan yang tak memiliki kata tepat untuk rasa kecewa.
Berharap Allah membuka mata hatimu, menyadarkan dari setiap langkah yang salah. Jangan lupa, akan ada waktu di mana berhenti dan berakhir, ketika Tuan sadari mungkin semua sudah terlambat.

#Celoteh yang takkan dianggap ....

Tidak ada komentar: