Selasa, 24 Januari 2017

Yang Dibanggakan tapi Diremehkan




Pernahkah kalian berada di posisi ini? Ketika hal yang dibanggakan, sebuah prestasi kecil yang pernah didapatkan justru mendapat respons negative. Pemikiran orang lain seringkali menjatuhkan mental. Sebanyak apa pun membangun kepercayaan diri, dalam sekali ucap bisa mematahkan semangat. Mungkin kita belum bisa menjadi kebanggaan semua orang, tapi bukan berarti bisa diremehkan.

Terkadang kita harus lebih pintar memilih teman, memilih lingkungan, memilih mereka yang bisa memberimu semangat dan dukungan. Terlalu banyak di kelilingi oleh orang-orang bermuka dua, bersikap baik dan manis, nyatanya mereka terlalu pecundang untuk mengucap dan menatap balik mata kita dengan tegas. Orang-orang seringkali memasang wajah polos dengan topeng yang nyaris sempurna. Namun, di belakang tak sedikit yang membicarakan segala kekurangan kamu. Ya, manusia memang tempatnya khilaf, bukankah itu gunanya teman untuk kembali mengingatkan apa saja yang terlupa dari diri?

Mereka yang hanya bisa meremehkan adalah orang-orang yang kadang sulit menerima kesuksesan orang lain. Pertimbangannya ada dua hal, pertama iri, kedua merasa level lebih tinggi. Banyak orang yang merendahkan orang lain karena faktor kedua. Strata sosial, tingkat pendidikan, penghasilan terkadang membuat mereka arogan untuk mengakui kelebihan orang lain.

Lalu, apa sih hal yang kadang kita banggakan, tapi seringkali diremehkan?

Kalau saya pribadi, tentang buku dan hobi menulis. Saya merasa miris dengan pola pikir mereka yang menganggap bahwa menulis adalah kerjaan yang sia-sia. Membuang waktu, nggak ada keuntungan. Jika keuntungan yang mereka bicarakan seputar materi, mungki ya, saya belum sepenuhnya mendapat keuntungan seperti itu. Namun, dengan menulis kepuasan batin saya terpenuhi.

Memang dengan membaca atau menulis tidak lantas membuat orang menjadi kaya raya. Bisa dihitung jari berapa orang yang bisa kaya dari penghasilan menulis. Ini tentang pilihan, tentang passion dan kenyamanan. Dengan menulis kita bisa mengeluarkan segala unek-unek, tetek bengek duniawi, politik, agama, dll.

Mungkin sebagian dari kalian juga pernah merasakan hal yang sama. Misalnya, tentang jurusan yang kamu pilih dianggap remeh. Dulu, saya pernah mau masuk bahasa, tapi masuk IPA seolah tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Atau saat kamu memilih bidang pekerjaan. Apakah dengan menjadi dokter, dosen, atau pegawai negeri lantas bisa merendahkan pegawai swasta?

Kita seringkali dianggap tidak mampu melakukan banyak hal. Justru dari respons negatif seperti itu  jadikan cambuk untuk bisa lebih baik. Setiap ucapan mereka yang merendahkan, anggaplah sebagai motivasi. Tunjukkan ke mereka bahwa kita bisa melakukan yang menurut mereka tidak mampu. Putar balikkan opini mereka, jadikan dirimu lebih kuat daripada omongan tajam mereka. Tunjukkan hal-hal positif yang membuatmu bahagia dan nyaman dengan apa yang kamu pilih, apa yang kamu kerjakan sekarang.

So, jangan biarkan mereka menjatuhkanmu. Jika kamu terlanjur jatuh, maka bangkitlah dan tunjukkan kepada mereka bahwa kamu bukan orang yang patut diremehkan.

Tidak ada komentar: