Sabtu, 04 Oktober 2014

ARWEN in Fairyland


“Aku lelah, Clark!” keluhku lirih, tanpa pikir panjang ia menarik tanganku. Dengan tergopoh-gopoh mengikuti langkahnya, entah ke mana ia akan membawaku? Yang pasti aku ingin pergi dari tempat ini.

***

“Alohomora!”[1]
Clark menjentikkan tongkat pada pintu tua di bawah tanah. Terkuaklah sebuah dunia yang hanya hadir dalam mimpiku.
“Tempat apa ini?” tanyaku.
Fairy Land,” jawabnya singkat. Kulihat Tinkerbell dengan gaun berwarna hijau khas, ia terbang bebas. “Pikirkan sesuatu yang bahagia, jika percaya maka kau bisa terbang,” terang Clark.
“Tapi, tak ada sesuatu di dunia ini yang kupercaya atau yang membuat bahagia,” ucapku dengan nada datar.
“Mengapa kau diberi nama Arwen?” tanya Clark menyadarkanku dari lamunan.
“Entahlah, aku kira tak ada yang spesial dengan namaku!”
“Namamu sangat spesial, karena Arwen adalah peri keabadian. Ia cerdas, bijak dan selalu menebar kebahagiaan. Fairy land takkan seindah ini tanpa kehangatan darinya.”
“Siapa sebenarnya dirimu? Bagaimana kau mengetahui tempat ini?” tanyaku penasaran.
“Tak penting siapa aku, yang penting adalah kamu!” jawab Clark, ia menunjukkan sebuah cermin besar yang menggantung di dinding istana Fairy. Aku melangkah, kutatap cermin yang memantulkan bayanganku. Fairy Land... semoga ini bukan mimpi. Tink menaburkan debu pixie di atas kepalaku.
“Clark, aku bisa terbang!?” teriakku masih dengan seribu ketakjuban.
“Tentu karena kaulah peri keabadian, Arwen!”

***



[1] Mantra untuk membuka pintu (dalam Harry Potter)
 

Tidak ada komentar: