Sabtu, 18 Oktober 2014

Cinta yang Terabaikan


Kemarin ...
Aku menunggumu di balik lentik jemari dedaunan menetes basah,
seraut wajah menengadah, membendung telaga yang hampir pecah.

Sekarang ...
Aku masih menunggumu hingga senandung langit terbias kabut gelap,
nyanyian semesta hilang-senyap, membawa angan kian melesap,
menjauh bersama logika yang lingkap.

Esok ...
Aku akan menunggumu meski empat musim lelah berganti,
tak peduli pada perih di hati,
lalau kusadari sekelilingku adalah sepi; hanya berteman mimpi

Dan seterusnya ...
Aku tetap menunggumu tanpa mengenal jemu,
lantas teringat kisah lalu, tentang rindu yang menggebu dikhianati cinta palsu,
sial! Tubuh dan hati telah membeku

ingatan yang datang terlambat
hidup ini memang keparat!

Cianjur, April 2016

*revisi :)



Tidak ada komentar: